Pernah main ke Monas dimalam hari
atau Tugu Selamat Datang, Air Mancur Bundaran HI, Gedung Balai Kota, Taman
Waduk Pluit, Taman Ayodya, Jembatan Besi Kanal Banjir Timur, Area Kanal Banjir
Barat dan Jembatan Cinta Pulau Tidung? Tentu sekarang makin heran karena semua
tempat itu menjadi lebih cantik karena lampu penerangan yang digunakan. Inisiatif
ini bernama Kota Terang Philips LED (KTPL) yang mulai diluncurkan pada tahun 2012
bermitra dengan pemerintah kota diseluruh Indonesia, program ini bertujuan
untuk membuat kota-kota menjadi lebih aman, cantik, nyaman huni dan
berkelanjutan.
Informasi ini saya dapat dari
menghadiri acara Solusi Pencahayaan Pintar dan Inovatif di Indonesia oleh
Philips. Berlokasi di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, acara
berlangsung sukses dan meriah. Selama lima tahun terakhir, Philips Lighting
telah memimpin transisi penggunaan pencahayaan LED yang lebih menguntungkan
bagi konsumen. Dalam periode tersebut, Philips secara aktif mengampanyekan
penggunaan pencahayaan LED kepada pemerintah, sector swasta dan konsumen rumah
tangga sebagai upaya mewujudkan manfaat nyata efisiensi energy dan penghematan
biaya yang dapat dihasilkan teknologi LED.
|
credit : Tanti Amelia |
“Indonesia tentu saja merupakan
pasar khusus bagi Philips Lighting. Diawali 120 tahun yang lalu dengan lampu
pijar, Philips terus menjadi pemimpin dalam solusi pencahayaan dengan membawa
inovasi teknologi Lighting Emiting Diode (LED) terbaru pencahayaan di dalam dan
luar ruangan ke seluruh Indonesia,” ujar Chandra Vaidyanathan, Senior Vice
President & Country Manager Philips Lighting Indonesia.
Oleh karena itu Philips Lighting
mengenalkan sistem pencahayaan LED yang lebih canggih dengan menggabungkan
teknologi digital untuk membuat solusi pencahayaan pintar. Solusi pintar pada
pencahayaan LED ini lebih dari sekedar manfaat dari hemat energi dan biaya
namun juga menambah kelebihan dan aplikasi baru.
Scene Switch dan Dynalite
Teknologi Scene Switch merupakan
teknologi pencahayaan dalam ruangan yang diperkenalkan oleh Philips Lighting
yang memungkinkan sebuah lampu LED menghasilkan dua sinar pencahayaan – putih atau
kuning – hanya dengan satu klik.
Selain itu ada teknologi Dynalite yang dapat menyesuaikan pencahayaan di dalam ruangan sesuai kebutuhan
fungsional. Bila diaplikasikan diruang konferensi misalnya, pencahayaan
Dynalite dapat diatur sebelumnya untuk mendukung presentasi, pertemuan social
dan pameran hanya dengan menekan tombol pengendali jarak jauh (remote control).
Dua teknologi inilah yang diperlihatkan
pada Nusantara Hall, ICE BSD yang diaplikasikan pada 8 booth display. 8 booth
display ini merupakan contoh penggunaan lampu diruangan maupun ruang publik(jalanan) seperti, ruang industri, ruang etalase toko, ruang tidur anak, ruang
makan, ruang keluarga, ruang hotel dan ruang pertemuan.
|
Ruang Industri |
|
Etalase Toko. credit : Tanti Amelia |
|
Ruang Tidur Anak |
|
Harga yang terjangkau ^^
|
|
Ruang Makan
|
Dari semua penerangan dalam ruangan
tersebut, ruang meeting dan ruang publik (jalanan) menggunakan sistem
pencahayaan digital yang memungkin administrator untuk mengoperasikan,
mengontrol dan memelihara penerangan
melalui laptop, komputer dan tablet yang terkoneksi dengan internet.
Oia untuk penerangan ICE, pihak ICE
mempercayakan seluruhnya kepada Philips. Philips sendiri mempersiapkan dan
memasang luminer LED untuk 20.000 titik lampu yang diperlukan untuk menyinari
bagian dalam dan luar kompleks yang mempunyai luas 220,000 meter persegi ini.
Philips menggunakan produk-produknya
seperti Smartbay, Green UP Highbay, LuxSpace, Vaya Cove, Vaya Linear RGB,
UniBatten, LedTube dan Dynalite untuk ICE BSD. Kesemua produk tersebut memiliki fitur utama seperti hemat energi, tahan lama, ramah lingkungan, mudah dalam proses instalasi dan konfigurasi. “Philips telah memberikan solusi
pencahayaan total yang dapat memungkin kami untuk mengelola biaya operasional
agar lebih efisien.” Ujar Monik William, Deputy Grup CEO Sinarmas Land.